Sebuah Cerita dari Balik Pintu

Aku terhimpit diantara sesamaku. Penuh sesak ruangan ini. Tapi aku tidak bisa berbuat apa pun. Aku hanya bisa terdiam. Sebuah suara yang sudah tidak asing lagi di telingaku terdengar. Tiba-tiba pintu terbuka lebar. Silau sekali. Ah rupanya ada pendatang baru lagi. Ia sungguh cantik dan menawan. Warna hijaunya sungguh menyejukan mata. Aku langsung melihat diriku sendiri. Warnaku juga cantik, sangat cantik malah menurutku. Biru laut berpadu dengan pink pastel dihiasi sebuah bordiran bunga berwarna putih. Tidaklah jelek diriku ini. Tapi mengapa ia tidak lagi memilihku. Setiap hari aku mempertanyakan hal tersebut.
Sampai pada suatu hari, ketika pintu kembali terbuka. Sebuah tangan putih nan halus menarik tubuhku. Wangi tubuhnya memabukkanku. Tiba-tiba tubuhku melayang dan terjatuh di sebuah tempat berwarna cokelat. Kulihat sekelilingku, mereka semua menangis. Jantungku mulai berdegup kencang. Peluhku mulai bercucuran. Ini dimana? Mereka siapa? Lalu aku merasakan tubuhku terguncang hebat. Mataku lama kelamaan menutup. Aku pingsan.
Suara-suara berisik diluar telah membangunkanku. Sepertinya aku berada diluar ruangan. Sinar matahari terasa membakarku perlahan. Tubuhku terguncang, lalu perlahan terangkat ke atas. Kulihat seorang perempuan cantik di hadapanku. Ia melihatku dengan mata yang berbinar-binar. Lalu mulutnya terbuka dan mengucapkan sesuatu, “Aku ambil yang ini ya, sepuluh ribu kan?”